Minggu, 06 Oktober 2013

MANFAAT MENUNTUT ILMU DALAM KEHIDUPAN


Adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk menuntut ilmu agama, yang dengannya ilmu agama dapat membimbing seseorang keluar dari kebodohan, ilmu membimbing seseorang mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dengan ilmu yang benar tersebut seseorang akan mendapatkan tuntunan untuk menempuh jalannya menuju surga Allah Ta’ala.
Pada masa kejayaan Islam, ilmu merupakan bagian dari sesuatu yang mulia. Karena dengan ilmu pula hampir sebagian wilayah dunia digenggam oleh Islam. Lihatlah bagaimana para penemu-penemu yang ilmunya sampai sekarang masih digunakan oleh manusia di jaman modern ini sebagian besar ditemukan oleh para ilmuwan muslim.
Sebut saja Al Khawarizmi yang memberikan sumbangsih besar bagi ilmu kimia, ada pula Ibn Rusyd dan Ibnu Sina yang memberikan sumbangan besar dalam dunia medis, ada pula Al Kindi, Ibnu Khaldun, dan Ibnu Bathutah yang namanya tersohor seantero dunia. Maka budaya menuntut ilmu adalah budaya Islam. Budaya yang telah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabatnya tinggalkan kepada umatnya untun menempuh kejayaan. Sungguh sebagai seorang muslim maka kita wajib untuk menuntut ilmu terlebih itu adalah ilmu agama yang dengannya kelak akan menuntun seseorang kepada kebaikan dan kebahagiaan.
Menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban yang telah dipesankan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah).
Menuntut ilmu adalah kewajiban, sehingga setiap muslim dituntut untuk belajar. Ketika ia telah memahami suatu ilmu maka ia pun wajib pula mengajarkannya kepada orang-orang yang belum paham. Dengan demikian, kelak diharapkan takkan ada lagi kaum muslimin yang melakukan amalan sesuatu namun ketika ia melakukan amalan tersebut ia tidak memiliki ilmu sebagai acuan dalam mengamalkan perbuatan tersebut, terlebih perbuatan tersebut disandarkan kedalam ibadah. Sungguh hal demikian yakni seseorang melakukan amalan akan tetapi tidak memiliki ilmu diatasnya, Allah Ta’ala mencelanya sebagaimana dalam firman-Nya:
Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al A’raaf : 33)
Manfaat Menuntut Ilmu Secara Umum
Menuntut ilmu akan mendatangkan manfaat yang sangat banyak bagi siapapun yang melaksanakannya. Ia takkan merasa merugi kala menuntut ilmu. Sebab dengannya Allah berikan kemuliaan. Diantara manfaat-manfaat menuntut ilmu ialah.
Pertama, ia akan mampu memilah serta memilih mana yang benar dan mana yang salah, ia pun takkan terpengaruh dengan orang lain dalam menjalankan sebuah perbuatan. Secara otomatis seseorang yang telah memiliki ilmu dan terbiasa untuk senantiasa menimba ilmu akan mudah baginya berada dalam keadaan yang tepat. Sebab ia mengetahui konsekuensi dari melakukan sesuatu tanpa didasari oleh ilmu seperti yang Allah firmankan:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al Isra : 36).
Kedua, seseorang yang memiliki ilmu maka berarti ia telah menyelamatkan dirinya dengan amalan-amalan yang senantiasa mengiringi dirinya sekalipun ia telah wafat. Sebab ia memiliki ilmu dan mengamalkan ilmunya. Ia senantiasa menjadikan ilmu tersebut bermanfaat bagi orang lain dan orang lain pun merasakan manfaatnya hingga sekarang. Oleh karena itu ulama-ulama Islam sangat tidak ingin ilmu tertahan hanya berhenti pada dirinya. Sebagian diantara mereka menuliskan ilmu yang telah mereka miliki menjadi kitab-kitab yang sampai sekarang masih bisa kita nikmati isinya sekalipun sang penulis telah wafat. Seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, dan para periwayat hadits lainnya. Sebab mereka senantiasa memegang teguh perkataan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam :
“Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga: shadaqah jariyah, atau ilmu yang dia amalkan atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Ketiga, ilmu adalah jalan menuju surga, dan barangsiapa yang dengannya Allah kehendaki kebaikan maka diantara tandanya tersebut ialah Allah Ta’ala mudahkan ia untuk menjadikan baik segala urusannya. Seperti yang Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju Surga.” (HR. Muslim).
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan, Allah akan pahamkan dia (masalah) dien.” (HR. Bukhari).
Keempat dari manfaat ilmu adalah, Allah Ta’ala akan mengangkat derajat bagi mereka-mereka yang mau mencari, mengamalkan, mengajarkan, dan bersabar diatas ilmu yang ia miliki. Hal ini sebagaimana yang Allah Ta’ala janjikan dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadilah : 11).
Kelima dari keutamaan dan kegunaan menuntut ilmu ialah, pada salah satu riwayat bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa seseorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya lebih baik dibandingkan dengan shalat sunnah. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena ilmu memiliki manfaat bagi orang lain, sedangkan shalat sunnah hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri. Seperti dalam teks lengkap dari sabda Nabi tersebut:
“Keutamaan ilmu lebih baik dari keutamaan ibadah. Dan kunci agama adalah bersikap wara’ (meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan memudharatkan di akhirat, pen).” (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar, Abu Nu’aim, Al-Hakim, dll, dari hadits Hudzaifah ibnul Yaman. Juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Qais bin’ Amr Al-Mula’i, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4214. Lihat pula Shahih Jami’ Bayan Al-‘Ilmi Wa Fadhlihi no. 27).
Maka penulis mengajak kaum muslimin untuk kembali mempelajari ilmu yang bermanfaat bagi setiap jiwa. Yang pertama dan paling utama ialah ilmu agama dan tentunya itu akan bermanfaat bagi dirinya di akhirat kelak. Lalu setelah itu diikutkan dengan ilmu yang bermanfaat bagi dunianya. Hal ini semata-mata agar seorang muslim dapat berlaku seimbang dalam kehidupan sehari-harinya, hal tersebut juga penting agar kelak ilmu agama yang ia miliki dapat membimbing seseorang dalam mengarungi kehidupan dunia. Sehingga ia tak terkena celaan Allah Ta’ala
“mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar Rum : 7)
Dengan adanya ilmu agama pula, maka ia akan mampu menjadikan dunia sebagai bagian dari jembatan untuk menuju kehidupan yang lebih abadi yakni akhirat kelak.
Untuk itu mari kita terus gelorakan dalam jiwa dan dada kita. Mengajarkan kepada keluarga kita dan lingkungan sekitar kita. Untuk bersemangat dalam mempelajari ilmu agama. Yang dengannya seseorang akan mampu membangun masyarakat di tempat dimana ia tinggal. Sehingga terwujudlah lingkungan yang Allah berikan keamanan, kenyaman, keberkahan, dan keselamatan.
SUMBER: pergipagi.wordpress.com/2013/01/15/guna-manfaat-dalam-keilmuan/